Minggu, 01 Februari 2015

Puisi Bocah Pemalas



RINDUKU
Karya : R. Dedy Kartawan

Berjalan rintih di keheningan senja
Laksana air keruh di tengah cahaya
Membawa alunan memori datang bersama
Membuka kelopak  rindu yang kini menua

Kilau petir membela malam
Lidah kebisingan semakin suram
Menambah bungkam raga si pendiam
Bagaikan gelap yang bersemayam dalam dendam

Tenggelam hilang dalam masa kerinduanku
Tergantung lemah di ranting sukmaku
Usia tua datang memburu
Membuat raga diam terpaku

Berjalan sendiri lintasi gelap
Terperangkap jiwa yang hendak terlelap
Memetik hikma di balik cerita sedap
Menambah rindu yang kini semakin meluap

Puisi Bocah Pemalas



MENYESAL TAK BERGUNA
Karya : R. Dedy Kartawan

Jangan salahkan dunia karena sakitmu
Jangan sesali  semua yang telah terjadi
Sebab asap berasal dari bara api
karena bibit yang kau tanam sendiri

Engkau yang lena indah dunia
Mebuat batin semakin  membuta
Tiada kasih dicampakkan kata
Kesenangan di atas segalanya

Menyesal akhirnya tiada berguna
Menambah berat beban untuk sang raga
Puncak kegelisahan akan semakin meruncing
Menusuk persendian dalam sukma

Jangan sebut dunia adalah siksaan
Karena dunia adalah  misteri
Jangan pedulikan deretan cedera
Sebab  itu adalah sebuah pelajaran

Tertulis perih sebuah cobaan iman
Kesaksian yang di ambang batas
Lalui sakit yang datang menerkam
Membuat jiwa semakin ingin terlepas

Puisi Bocah Pemalas



KEMBALIKAN SENYUM BULUKUMBA-KU
Karya : R. Dedy Kartawan

Aku bukanlah seorang pejuang
Yang bisa mengharumkan namamu
Aku hanyalah seorang anak manusia
Yang terlahir di tanahmu

Kadang ku berpikir
Pantaskah aku menghirup udaramu
Pantaskah aku menikmati indah alammu
Pantaskah aku hidup di dalam hatimu

Di saat ku hanya terdiam
Melihat kau menangis
Nafasmu yang tersesak
Membuat aku terisak
Karena anakmu yang tak berguna

Aku ingin kau yang dulu
Aku ingin kau yang tak pandang bulu
Apakah keserakahan ini berlalu
Saat mata hati tak tertuju padamu

Mereka hanya ingin harta
Mereka hanya ingin kekuasaan
Jabatan butakan hati nurani
Dunia diatas segalanya

Apa yang harus aku lakukan
Agar kau bisa tersenyum  tak murung lagi
Selain berdoa apalagi ?
Hanya itu yang ku bisa

Aku mohon padamu Tuhan
Kembalikan senyum Bulukumba-ku
Hilangkan keserakahan di tanahnya
Musnahkan mereka yang rakus
Lenyapkan mereka yang berdusta

Ku ingin butta panritaku kembali
Mengembangkan layar kemajuan
Bersaing demi kesejahtraan
Berdiri gagah di ujung layar pinisi

Puisi Bocah Pemalas



KAMI ATAU DOMPETMU
Karya : R. Dedy Kartawan

Hei kau !
Ya, kau yang di sana
duduk manis di kursi haram
Yang  bersikap bak seorang raja
Apa isi kepalamu ?
Kau berbuat semaumu
Tak sadar, karena siapa kau duduk di sana
Kau bagai kacang yang lupa akan kulitnya
Hei kau !
Ya, kau yang rakus
Yang tertawa di atas derita rakyat
Berjalan bagai orang terhormat
Apa kau punya hati ?
Kau tersenyum lebar di atas duka rakyat
Kau curi semua hartanya
Kau bekerja hanya untuk dirimu sendiri
Hei kau !
Ya, kau yang di sana
Kau wakili rakyat  atau dompetmu ?
Kau tak pantas untuk dihormati
Apakah kau juga akan melakukan hal yang sama
Membanting kursi dan meja
Saat orang-orang  yang kau wakili tersiksa
Saat rakyat yang mengutusmu sengsara
Aku yakin jawabanmu “TIDAK”
Kau lakukan itu hanya untuk golonganmu
Kau mengamuk seperti banteng jika koalisimu dihina
Kau mencaci  golongan lain
Bagai orang yang tak bermoral
Hei kau !
Ya, kau yang katanya berpendidikan
Ternyata kau hanya seorang pencuri jalanan
Kau tak lebih baik dari seorang pencopet
Kau memakai baju yang bersih dan rapi
Hanya untuk menutupi sisi gelapmu
Menutupi siapa kau sesungguhnya
Tak sadar uang siapa kau pakai ?
Sungguh itu membuatku ingin muntah
Hei kau !
Ya, kau yang di sana
Yang duduk di kursi haram
Aku menulis ini karna aku muak denganmu