Aku, Kau Dan Dia
Karya : R. Dedy Kartawan
Kini
semua yang ku takutkan telah terjadi. Kisah yang selalu ku perjuangkan dengan
segenap kemampuanku harus berakhir dengan menyisahkan luka. Kau selalu saja
membuatku berada pada posisi yang salah. Kau selalu bilang sayang padaku, tapi
semua sifat dan perilakumu tak mencerminkan itu semua. Bukankah cinta adalah sarana
untuk memahami dua jiwa. Cinta bukanlah kelemahlembutan atau kemurahan hati,
atau apa saja dari kebaikan-kebaikan yang diberikan atau tidak diberikan dengan
panjang lebar. Cinta adalah membagi, memahami, memberikan kebebasan, menjawab
panggilan dan Cinta adalah kehidupan, tapi itu semua tak nampak pada dirimu.
Kau tega membohongiku, mengacuhkanku demi mantanmu, kau melukaiku demi mantanmu
dan banyak lagi hal yang kau lakukan lagi-lagi demi mantanmu tanpa kau sadari
ada hati yang telah kau lukai. Aku sadar, aku tak sesempurna dia tapi haruskah
semua ini kau lakukan? Kau selalu
menyalahkan aku saat aku menyalahkan dia, kau selalu marah jika aku melarangmu
untuk sesaat saja tak menghubungi dia. Apakah kau sadar bahwa aku ini adalah
kekasihmu, sedangkan dia hanya masa
lalumu yang telah pergi dan mencoba kembali .
Mengapa baru sekarang kau katakan
kalau kau masih menyayanginya? Mengapa baru sekarang kau katakan semuanya? disaat aku sudah tak punya cinta
lagi untuk orang lain. Aku tahu masa lalu hanya untuk dikenang, tapi untuk apa
mengenang masa lalu jika itu bisa melukai hati seseorang. Pengorbanan yang aku
lakukan tak ada artinya di matamu, kau hanya mengingat semua yang pernah dia
lakukan untukmu. Aku tahu, aku hanya manusia bodoh yang terperangkap dalam
dunia mimpi, aku hanya manusia yang tak bisa lepas dari bayang-bayang cinta
kecilku. Kau berani menatap dunia nyata, Sedangkan aku tak bisa pergi dari
dunia hayalan untuk memilikimu. Aku terjebak dan tak bisa lepas untuk mencintai
orang lain selain kamu. Mungkin cara yang aku tempuh untuk membahagiakanmu
salah karena sampai saat ini kau masih
saja mengingat mantanmu. Kau selalu membandingkanku dengan mantanmu. Semuanya
harus seperti dia, harus beginilah, harus begitulah, apakah aku harus menjadi seperti dia agar kau mau
mencintaiku? Maaf, aku tak bisa
menjadi orang lain, apa lagi seperti
mantanmu. Untuk apa menjalin cinta jika hanya salah satu diantara kita
yang bahagia sementara yang satu lagi harus tersingkir dan terkubur oleh bayang-bayang
masa lalu. Kini kuserahkan padamu untuk memilih, dan pilihannya hanya dua, aku
atau dia. Jika kau tak memilih aku, aku akan pergi dan relakan kau bersamanya karena aku juga
sudah lelah menghadapi sikapmu yang tak bisa lepas darinya. Kadang terlintas di
kepalaku untuk apa aku mempertahankan cinta ini sementara kau tak bisa memberikan seutuhnya cintamu
untukku.
Kini kurelakan semuanya, aku
mengalah bukan karena aku tak menyayangimu lagi, tapi aku sadar ada hal-hal
tertentu yang tak bisa dipaksakan. Aku tak ingin lagi tidurku terganggu oleh
rasa curiga akan memikirkan kau dan dia. Biarkan aku berjalan sendiri tanpa ada
bayang-bayang hitam yang menyelimutiku. Biarkan aku menentukan jalanku dan
menjadi diriku sendiri tanpa harus menjadi orang lain. Mungkin dengan cara ini
kau bisa menyadari betapa berharganya diriku di sampingmu. Selamat tinggal
cintaku, aku pergi dan tak akan kembali lagi, aku menyerah.. .. .. .. ..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar